Pentingnya Istiqomah Dalam Kehidupan

Assalamualaikum wr wb… Alhamdulillahirobbil’alamin… Alfu alfi sholatin wa alfu alfi salamin ‘alaika yaa amiiina wahyillah.

# Subhanaka la ‘ilma lana “illa ma ‘allamtana “innaka “anta al-‘alimu al-hakim

#Segala puji hanya milik Allah, yang telah memberikan kita… begitu banyak nikmat. terutama nikmat iman dan nikmat islam,  yang dengannya.. Alhamdulilah pagi ini, kita semua dipilih oleh Allah bisa melaksanakan kewajiban sholat shubuh diawal waktu secara berjamaah… Semoga kita semua, selalu dirahmati Allah serta ikhlas dan istiqomah dalam menjalankan perintahnya. Aamiin

#Suatu Ketika salah satu sahabat yang bernama sufyan bin abdullah bertanya pada Rasulullah…

ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲْ ﻋَﻤْﺮٍﻭ، ﻭَﻗِﻴْﻞَ ﺃَﺑِﻲْ ﻋَﻤْﺮَﺓَ، ﺳُﻔْﻴَﺎﻥَ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺜَّﻘَﻔِﻲْ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ، ﻗُﻠْﺖُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻗُﻞْ ﻟِﻲْ ﻓِﻲ ﺍْﻹِﺳْﻼَﻡِ ﻗَﻮْﻻً ﻻَ ﺃَﺳْﺄَﻝُ ﻋَﻨْﻪُ ﺃَﺣَﺪًﺍ ﻏَﻴْﺮَﻙَ، ﻗَﺎﻝَ ﻗُﻞْ ﺁﻣَﻨْﺖُ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘِﻢْ. ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ

Dari Abu Amr atau Abu Amrah ra; Sufyan bin Abdullah Atsaqafi ra berkata, Aku berkata, Wahai Rasulullah,katakanlah kepadaku dalam Islam, satu perkataan yang aku tidak akan menanyakannya kepada seorangpun selain padamu. Rasulullah menjawab, “Katakanlah Saya beriman kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim)

#Makna Hadits

Hadits di atas menggambarkan tentang dua makna besar dalam Islam, yaitu Iman dan Istiqomah. Dua hal ini merupakan aspek yang sangat penting dalam keislaman seseorang. Karena Iman (sebagaimana digambarkan di atas) merupakan pondasi keislaman seseorang dimana pun dan kapan pun. Tanpa Iman, maka segala amal seseorang tiada akan pernah memiliki arti di hadapan Allah SWT.sedangkan istiqomah adalah bukti nyata atas keimanan seseorang yang dilakukan secara langgeng atau terus menerus.

Istiqomah menurut para sahabat:

  1. Abu Bakar Assiddiq
    ﺎsuatu ketika orang yang paling besar keistiqamahannya ditanya oleh seseorang tentang istiqamah. Abu Bakar menjawab, ‘istiqamah adalah bahwa engkau tidak menyekutukan Allah terhadap sesuatu apapun.
  2. Umar bin Khatab
    Istiqamah adalah, bahwa engkau senantiasa lurus (baca; konsisten) dalam melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Allah, serta tidak Menyimpang seperti menyimpangnya.
  3. Ali bin Abi Thalib & Ibnu Abbas
    Mereka berdua mengatakan mengenai istiqamah:
    ﺍﺳﺘﻘﺎﻣﻮﺍ : ﺃﺩﻭﺍ ﺍﻟﻔﺮﺍﺋﺾ
    Istiqamahlah kalian (perintah untuk beristiqamah), berarti : laksanakanlah kewajiban (perintah untuk melaksanakan segala kewajiban)

#Keutamaan Istiqomah

Istiqomah merupakan jalan menuju surga dan mendatangkan pertolongan dari para malaikat.

Qs. Surat Fussilat 41:30

ﺇِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﺭَﺑُّﻨَﺎ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻘَﺎﻣُﻮﺍ ﺗَﺘَﻨَﺰَّﻝُ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟْﻤَﻠَﺎﺋِﻜَﺔُ ﺃَﻟَّﺎ ﺗَﺨَﺎﻓُﻮﺍ ﻭَﻟَﺎ ﺗَﺤْﺰَﻧُﻮﺍ ﻭَﺃَﺑْﺸِﺮُﻭﺍ ﺑِﺎﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﺍﻟَّﺘِﻲ ﻛُﻨﺘُﻢْ ﺗُﻮﻋَﺪُﻭﻥَ

“ Sesungguhnya orang- orang yang mengatakan, ‘Tuhan kami adalah Allah’ dan mereka istiqomah pada pendirian mereka maka para malaikat akan turun kepada mereka dan mengatakan jangan merasa takut dan jangan kamu merasa sedih, bergembiralah kamu memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. ”

Istiqomah merupakan amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT Dalam sebuah hadits digambarkan :

.ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻗَﺎﻝَ ﺳَﺪِّﺩُﻭﺍ ﻭَﻗَﺎﺭِﺑُﻮﺍ ﻭَﺍﻋْﻠَﻤُﻮﺍ ﺃَﻥْ ﻟَﻦْ ﻳُﺪْﺧِﻞَ ﺃَﺣَﺪَﻛُﻢْ ﻋَﻤَﻠُﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﺃَﻥَّ ﺃَﺣَﺐَّ ﺍﻷَﻋْﻤَﺎﻝِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺃَﺩْﻭَﻣُﻬَﺎ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﻞَّ ‏ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ

Dari Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, ‘Berbuat sesuatu yang tepat dan benarlah kalian (maksudnya ; istiqamahlah dalam amal dan berkatalah yang benar/ jujur) dan mendekatlah kalian (mendekati amalan istiqamah dalam amal dan jujur dalam berkata). Dan ketahuilah, bahwa siapapun diantara kalian tidak akan bisa masuk surga dengan amalnya. Dan amalan yang paling dicintai Allah adalah amalan yang langgeng (terus menerus) meskipun sedikit. (HR.Bukhari)

#Kiat Agar Istiqomah Dari Ulama Ahli Tauhid.

  1. Menjiwai syahadat , Ashadu an laa illaha illAllah wa ashadu anna Muhammadarrosululloh . Syahadat yang bagus adalah hatinya benar-benar tidak menuhankan apapun selain Allah. Kalau sudah bulat hati ke Allah,maka mahluk, harta, kedudukan duniawi, popularitas tidak jadi sandaran. Makanya, setiap orang yang hatinya masih menganggap ada selain Allah yang bisa memberi nikmat, memberi karunia, memberikan manfaat maka amalnya ditujukan untuk sesuatu, ini sulit untuk istiqomah, karena sesuatunya itu akan berhenti juga, bisa berhenti memperhatikan, bisa berhenti memberi, dan sebagainya.
  2. Pelajari ibadah yang paling membuat kita nyaman dan memahami ilmunya dengan baik . Ada orang yang mampu menghapal Al Quran dengan baik, ada orang yang bagus tahajudnya, ada yang bagus shaum Senin-Kamis atau shaum Daud-nya kuat, ada yang bagus wiridnya, ada yang bagus sedekahnya. Lakukan ibadah secara bertahap saja karena Allah juga sudah tahu persis keterbatasan kita, yang penting kualitasnya terjaga.
  3. Tidak bosan bertaubat . Dengan taubat, nanti hati makin bening, makin adem, makin ajeg, makin banyak yang bisa kita lihat dalam hidup ini. Kalau taubatnya bagus, rezeki nanti kelihatan, jalan keluar juga kelihatan. Persoalan pasti banyak, tapi jangan takut. Tidak ada yang harus kita takuti dengan persoalan kita, orang yang gelisah tuh pasti sebanding dengan
    tingkat kecintaannya kepada duniawi.

#Terakhir sebagai penutup.. marilah kita semua berdoa agar kita semua dikaruniai keluarga dan keturunan yang di ridhoi Allah, ikhlas dan Istiqomah dalam melaksanakan semua kewajiban.Aamiin

#Subhanakallah huma wabihamdika, Asyhadualla illa ha illa anta, astagfiruka wa atubu ilaik.

Karangguli, Ahad Shubuh 8 Agustus 2015

Karamah Abuya As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani Berziarah Ke Makam Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani

Pada suatu hari terbersit keinginan di benak  Abuya As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki  untuk berziarah ke makam datuknya dari jalur ibu, Sulthanul Auliya’ Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Tetapi, ia merasa kebingungan karena ia tidak mempunyai kawan yang akan melayaninya ketika ia berada di makam Syaikh Abdul Qadir, di kota Baghdad, Irak. Pada malam harinya Abuya bermimpi bertemu dengan Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Di dalam mimpinya Syaikh Abdul Qadir berkata, “wahai anakku sudah lama sekali engkau tidak mengunjungiku, apa engkau tidak kangen kepadaku”, Abuyya menjawab, “betul Kek, aku juga kangen kepada Irak dan kepadamu”, Syaikh melanjutkan, “pergilah ke sini, nanti engkau akan disambut oleh pelayanku yang bernama Thariq Hakim, ia akan melayani segala keperluanmu selama engkau di Baghdad”.

Pagi harinya, hati Abuya telah mantap dan bertekad untuk berangkat ke Irak. Ia mengemas pakaian dan segala keperluannya sendiri, agar tidak diketahui oleh Ummuna -panggilan akrab istri Abuya-. Tapi usahanya gagal karena Ummuna dapat menagkap gelagat Abuya yang akan pergi ke suatu tempat. Ummuna pun bertanya kepada Abuya, “mau pergi kemana Abuya?”, tetapi Abuya tidak menjawab. Berkali-kali Ummuna bertanya namun Abuya tetap ingin merahasiakan kepergiannya. Tiba-tiba Ummuna menebak bahwa Abuya ingin mengunjungi Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani. Abuya terkaget-kaget dan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengetahui tujuan kepergiannya, Ummuna berkata, “yang datang kepadamu juga datang kepadaku”. Rahasia wali Allah juga akan diketahui oleh wali Allah yang lain, dengan izin Allah Swt.

Sesampainya Abuya di masjid, tempat makam Syaikh Abdul Al-Jailani, beliau langsung disambut oleh seseorang yang kemudian membawakan tas dan barang-barang bawaan Abuya. Abuya belum mengenal orang ini sebelumnya. Dan ketika ia memperkenalkan namanya, Thariq Hakim, Abuya baru sadar bahwa ia adalah orang yang akan melayaninya selama ia berada di baghdad, seperti pesan di dalam mimpinya. Akhirnya, mereka berdua saling berkenalan, dan sangat akrab. Sebagaimana Thariq Hakim menjamu dan melayani Abuya dengan sangat baik, Abuya juga pasti membalasnya dengan rezeki dan nikmat-nikmat yang banyak.

Baca Juga : Buku Wirid Abuya

Pertolongan Abuya Muhammad bin Alawi dari jauh

Kalam Mutiara Abuya 

Abuya Mendapatkan Hadiah

Ketika Abuya Ditegur

Abuya Ziarah Ke Makam Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani

25 Pesan Abuya Muhammad Bin Alawi Al-Maliki

Memahami Apa Itu Ilmu Tasawuf

Inti dan pokok Agama Islam adalah At-Tazkiyah (penyucian diri). At-Tazkiyah adalah maqam (tingkatan) ilmu ihsan (hakikat). Apabila ilmu fikih menjaga Islam, ilmu akidah menjaga Iman, maka ilmu tazkiyah dan suluk menjaga ilmu Ihsan. Orang-orang saleh dan para kekasih Allah senantiasa melihat hati mereka di dalam proses perjalanan menuju Allah Swt. Ketika sampai pada tujuannya, mereka akan merasakan seolah-olah melihat Allah ketika sedang beribadah.

Para ulama dan orang-orang saleh senantiasa berfikir tentang apa yang terjadi pada diri mereka selama melakukan ibadah. Kemudian mereka mencatat segala sesuatu yang dirasakannya. Hal ini bertujuan agar nantinya catatan ini dapat dimanfaatkan sebagai kitab panduan dan petunjuk oleh generasi berikutmya. Kitab inilah yang disebut ilmu Tasawuf. Ilmu Tasawuf berlandaskan 3 sumber, yaitu Al-Qur’an, Al-Hadis, dan perasaan-perasaan hati yang dialami oleh para wali dan kekasih-kekasih Allah, ketika dan setelah mereka mengerjakan praktek ibadah.

Namun disayangkan, banyak orang yang menentang Tasawuf. Mereka tidak percaya dengan keadaan dan perasaan-perasaan yang dialami oleh para ahli ibadah. Mereka juga tidak percaya dengan apa yang ditulis oleh para ‘ubbaad (ahli ibadah) mengenai maqamaat (tingkatan-tingkatan) dan ‘ubuudiyah’ (tata cara beribadah yang benar). Keraguan akan ilmu Tasawuf telah menguasai sebagian besar orang. Semoga kita termasuk orang yang percaya dan mencintai ilmu tasawuf, Amiin.

Para imam ahli Tasawuf mengatakan,

مَنْ ذَاقَ عَرَفَ، وَمَنْ عَرَفَ إِغْتَرَفَ

Barangsiapa yang merasakan ia akan mengerti, dan barangsiapa yang mengerti maka ia akan menggayung (baca: mengambil manfaat)

Orang yang telah mendapatkan makrifat dan mengetahui tuhannya akan merasakan kenikmatan iman. Kenikmatan iman itu akan melebur merasuk kedalam hatinya, sehingga ia akan terus-menerus menggayung. Seseorang tidak akan puas apabila ia hanya mengambil dua atau tiga gayung. Ia akan terus dan terus menggayung dengan cara melakukan berbagai macam ketaatan, ibadah, dan kebaikan-kebaikan. Inilah halaawah rabbaaniyah (kenikmatan kebersamaan bersama tuhan).

Oleh karena itu, benar apa yang dikatakan oleh Abu Sufyan saat ditanya oleh salah seorang sahabat mengenai bagaimana iman seorang mukmin, apakah bertambah atau berkurang?, Abu Sufyan berkata, “tidak berkurang, tetapi ia terus bertambah dan bertambah”. Kemudian nabi Muhammad Saw bersabda, “beginilah kenikmatan iman, karena iman telah meresap kedalam hati”.[1] Para wali dan kekasih Allah telah mempraktekkan dan merasakan kenikmatan ini. Dan selanjutnya tujuan akhir dari ilmu tasawuf adalah mengantarkan murid untuk mencapai wushuul ila Allah (mata hati yang senantiasa melihat Allah).

Syaikh Ali Jum’ah, At-Thariq ila Allah

[1] Hadis riwayat Bukhari dan Muslim