Oleh : Ust. Ziyad Ulhaq
Soal Metode Menghafal AlQuran!
Tak benar, dapat menghafal AlQuran dan tidaknya seseorang itu dikaitkan dengan tingkat kecerdasan intelektual atau jumlah IQ-nya!
Bila demikian, para professor yang IQ-nya tinggi2 itu bisa, mudah dan cepat menghafal AlQuran,
nyatanya; tidak?
Namun, lebih ke kelebihan dominasi cara kerja otak, cenderung ke kanan atau kiri sebagai sebuah kelebihan, tidak untuk diperbandingkan.
Tak benar juga! Bila dikatakan orang yang punya banyak waktu luang (nganggur) itu bisa menghafal AlQuran.
Coba ajak abang2 dan mas2 yang suka nongkrong di warkop atau pos siskamling main gaplek untuk menghafal AlQuran, bisa tidak!?
Sekali lagi tak benar! jika dikatakan asal ada niat dan kemauan saja, siapapun bisa menghafal AlQuran.
Coba saja! Terbukti, banyak yang berhenti di tengah jalan.
Metode menghafal dari zaman Nabi sampai saat ini tak pernah berubah.
Dibaca (kan), diulang2, dan di setorkan kepada seorang guru tanpa mushaf.
Jangan mudah terbujuk dengan metode2 yang menawarkan menghafal cepat, berbayar jutaan hingga puluhan juta rupiah.
Sudah banyak korban-nya!Bahkan, saya pernah mengutus istri “menyamar” mengikuti pelatihan sebuah metode yang meng-klaim dapat cepat menghafal.
Substansi-nya, sama saja!
Saya pun pernah menawarkan kepada sejumlah orang, yang meng-klaim menemukan metode cepat menghafal, tolonglah bantu mahasiswi kami (IIQ) menghafal 5 juz saja sebagai program minimal.Nyatanya, tak seorangpun menyanggupinya.
Tetap saja, setiap semester ada mahasiswi yang tak dapat ikut UAS sebab tak tercapai target hafalannya!
Keberhasilan menghafal AlQuran itu tak akan bisa lepas dari unsur; hidayah, niat dan kemauan yang keras, serta waktu luang.
Memang, menghafal AlQuran itu hidayah!