Meningkatkan Tawakkal Di Bulan Ramadhan. Seungguhnya Allah adalah satu-satunya Tuhan pemilik kekuatan. Di dalam Tuhan ada kekuatan yang tidak pernah akan habis, maka Dia adalah sumber kekuatan. Oleh karena itu, barangsiapa yang ingin mendapatkan kekuatan seberapa pun besarnya maka mendekatlah kepada-Nya. Apabila Dia telah memberikan kekuatan-Nya maka kita akan menjadi kuat, sehingga kita akan mampu mengalahkan apa saja.
Bulan Ramadhan akan segera datang. Karena mengetahui kemuliaan bulan ini, rasanya setiap detiknya kita ingin mengisinya dengan berbagai macam ibadah. Akan tetapi kebanayakan manusia merasakan rasa berat untuk beribadah. Meskipun syetan-syetan telah dibelenggu, tetapi rasa malas tetap saja menghinggap di badan kita. Sesungguhnya rasa malas itu tidak karena bisikan syetan, tetapi itu muncul dari dalam diri kita sendiri. Itulah nafsu manusiawi yang senantiasa mengajak untuk melakukan hal-hal yang enak, karena di dalam hal-hal yang enak itu manusia akan terlena, lalai, dan akhirnya akan menjauh dari Tuhannya.
Meski syetan berhenti bekerja untuk menggoda manusia, tetapi nafsu tidak pernah berhenti menggoda. Ia akan terus mencoba untuk menyesatkan manusia sampai hari kiamat nanti. Ketika ia merasa begitu haus, nafsu menciptakan fatamorgana air dingin yang begitu menyegarkan, hingga ia sangat tertarik untuk membatalkan puasanya. Ketika lapar menyerang, syetan menciptakan gambaran makanan lezat di dalam otak manusia, sehingga ia begitu tertarik untuk menyantapnya. Apabila orang itu tidak memiliki kekuatan untuk menahan godaan hawa nafsu, maka pasti ia terperdaya dengannya.
Karena mengetahui bahaya godaan hawa nafsu, maka orang-orang yang beriman selalu meminta kekuatan kepada Allah Swt. Ia sadar bahwa dirinya lemah dan kapan saja bisa terjatuh dan tersesat. Saat ini mungkin mereka masih melaksanakan shalat dengan istiqamah, tapi apakah ia masih melaksanakan shalat sampai akhir hayat?. Sekarang ia masih diberi kesempatan untuk hadir dalam acara pengajian dan majelis shalawat, tapi apakah ia akan terus aktif sampai tua?. Oleh karena ketakutan mereka pada akhir yang tidak bagus, maka orang-orang yang beriman senantiasa bersandar kepada Allah Swt. Mereka yakin bahwa dengan kepasrahan yang total dan tawakkal yang sungguh-sungguh maka Allah pasti akan menyelamatkannya dari bahaya hawa nafsu.
Begitu juga dalam permasalahan duniawi, orang mukmin senantiasa bertawakkal kepada Allah Swt. Karena keyakinan yang kuat kepada Allah, mereka tidak pernah takut dengan apapun dan siapapun. Musibah sebesar apapun, kebutuhan hidup sesulit apapun, ancaman orang sesering apapun akan ia hadapi dengan jiwa besar. Dan pada akhirnya, ketawakalan akan berbuah manis. Ia akan merasa ringan ketika menjalani kehidupan di dunia ini. Setiap permasalahan yang datang dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Setiap ada kebutuhan yang mendesak selalu ada bantuan. Setiap ada kesusahan, Allah selalu mnedatangkan seseorang yang akan siap menghibur.
Disamping itu, ia tidak disibukkan dengan urusan-urusan duniawi yang memberatkan dirinya. Oleh karena itu, ia memiliki banyak waktu untuk melaksanakan ibadah kepada Allah Swt. Ia selalu memiliki waktu untuk menghadiri acara-acara keagamaan. Ia selalu memiliki waktu untuk mengikuti acara-acara sosial. Ia selalu berkesempatan untuk dipertemukan dengan orang-orang shaleh dalam majelis-majelis yang baik. Meskipun umurnya di dunia hanya sebentar, namun Allah memberikan keberkahan di dalamnya. Tidak ada waktu yang sia-sia dalam hidupnya, sebab semua waktunya berguna untuk menegakkan agama Allah, ikut membantu syiar Islam, merenungkan kedahsyatan ciptaan-ciptaan Allah, membantu orang-orang yang mengalami kesusahan, mengajarkan ilmu-ilmu agama Islam, mendengarkan hikmah, nasehat, dan petuah-petuah dari para ulama, dst.
Orang-orang yang bertawakkal dan memasrahkan dirinya kepada Allah akan diliputi dengan kemudahan dan keberuntungan. Dan di akherat nanti Allah juga akan memudahkan hisabnya, sehingga ia termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mnedapatkan keberuntungan yang kekal abadi. Surga Firdaus.
Untuk membantu kita bertawakkal, mari kita membaca hikmah di bawah ini.
[Berharaplah hanya kepada Dia yang tidak mungkin mengecewakanmu]
Pemilik semua pujian adalah Allah Swt. Pemilik semua kekuatan adalah Allah Swt. Pemilih semua kemuliaan adalah Allah Swt. Pemilik semua kekayaan adalah Allah Swt. Pemilik semua kekuasaan adalah Allah Swt. Pemilik semua kejayaan adalah Allah Swt. Pemilik semua kemenangan adalah Allah Swt. Pemilik semua keagungan adalah Allah Swt. Pemilik semua kerajaan adalah Allah Swt. Pemilik alam semesta dan semua isinya adalah Allah Swt. Apabila kita telah mengetahui itu semua, apa yang menghalangi kita untuk berserah diri kepada-Nya?.
Barangsiapa yang menginginkan kemuliaan, maka mendekatlah kepada-Nya. Barangsiapa yang menginginkan kekuatan, maka bersandarlah kepada-Nya. Barangsiapa yang menginginkan kekayaan, maka bergantunglah kepada-Nya. Barangsiapa yang mengharapkan kekuasaan, maka cintailah Dia. Barangsiapa yang mengharapkan kejayaan, maka taatlah kepada perintah-Nya. Barangsiapa yang menginginkan kemenangan, maka Esakanlah Dia. Manusia diciptakan dalam kondisi yang lemah dan penuh dengan segala aib dan sifat kurang. Sudah selayaknya ia berharap hanya kepada-Nya.
Namun, Allah yang Maha Memiliki semua itu, tidak tampak hebat bagi orang-orang yang lemah imannya. Bagi mereka, Allah seperti tidak ada, sehingga mereka mencari kekuatan lain yang mereka yakini bisa membantu mereka. Mereka mulai menyekutukan Allah dengan lain-Nya. Mereka mulai berharap pada sesama makhluk, yang pada hakekatnya tidak memiliki kekuatan apa-apa. Mereka mulai terperdaya dengan bujuk rayu syetan. Mereka mulia meninggalkan agama dan tenggelam dalam kegelapan. Mereka menempuh jalan sesat yang tidak diridhai Allah Swt.
Sesungguhnya dosa manusia yang terbesar adalah menyekutukan Allah dengan sesuatu yang lain. Menyekutukan Allah adalah menyembah kepada selain Allah, berharap kepada selain-Nya, bergantung kepada selain-Nya, meminta pertolongan kepada selain-Nya, meminta kekuatan kepada selain-Nya, memohon agar diberi kemenangan kepada selain-Nya, memohon kekayaan kepada selain-Nya, dst. Apabila seseorang tetap dalam kondisi sepeti itu sampai maut menghampiri, maka ia tidak akan mendapatkan maaf dari Allah Swt. Na’udlubillahi min dzalik.
Allah berfirman,
قُلْ إِنِّي أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ
Katakanlah: ‘Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama’. (QS. Az-Zumar [39]: 11)
Allah berfirman,
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Sembahlah Allah, dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. (QS. An-Nisaa’ [4]: 36)
Allah berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An-Nisaa’ [4]: 48)
Allah berfirman,
قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (١٦٢) لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Katakanlah: ‘Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku. Dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)’. (QS. Al-An’am [6]: 162-163)
Wallahu A’alam.