Berusaha Untuk Lebih Mendekatkan Diri Kepada Allah Di Bulan Ramadhan. Di bulan Ramadhan ini, seharusnya kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Di bulan-bulan yang lalu mungkin kita banyak melakukan dosa dan meninggalkan ibadah-ibadah. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita berada sangat jauh dengan Tuhan. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita terlalu sibuk dengan urusan-urusan duniawi. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita sangat mencintai perhiasan-perhiasan dunia. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita sibuk untuk mengumpulkan harta benda. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita banyak melakukan kedurhakaan kepada Allah. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita bermandikan dosa-dosa. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita menggunakan anggota badan untuk masuk ke dalam majelis-majelis syetan. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita memenuhi hati dan pikiran kita dengan prasangka-prasangka buruk dan rencana-rencana jahat. Bulan-bulan yang lalu mungkin kita tidak peduli dengan adanya kehidupan akherat.
Oleh karena itu, di bulan yang penuh rahmat ini, mari kita menggapai rahmat. Di bulan yang penuh ampunan ini, mari kita menggapai ampunan. Di bulan yang penuh berkah ini, mari meraih berkah. Di bulan yang penuh hidayang ini, mari kita meraih hidayah. Di bulan yang penuh dengan kemuliaan ini, mari kita mencari kemuliaan. Di bulan yang penuh dengan keutamaan ini, mari kita mencari keutamaan. Di bulan yang penuh dengan perlindungan dari api neraka ini, mari kita sama-sama memohon perlindungan. Di bulan yang penuh dengan karuia ini, mari kita memohon karunia. Di bulan yang penuh dengan taufik ini, mari kita meminta taufik. Di bulan yang penuh dengan kenikmatan ini, mari kita berlomba-lomba untuk mencari kenikmatan. Di bulan yang dibuka seluas-luasnya pintu surga, mari kita berlari untuk masuk ke dalamnya. Di bulan yang penuh dengan pahala yang berlipat ini, mari kita mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya. Di bulan yang penuh dengan cahaya ini, mari kita mempersiapkan diri untuk menerima cahaya-cahaya itu. Di bulan yang penuh dengan anugerah ini, mari kita songsong anugerah-Nya dengan hati riang.
Sungguh, siapa yang mendekat kepada Allah, maka Allah sangat senang, lalu Dia akan mendekatinya. Suangguh, siapa yang berdoa kepada Allah maka Allah akan menyukainya, lalu Dia akan mengabulkannya. Sungguh orang yang meminta sesuatu kepada-Nya, maka Ia akan mencintainya, lalu Dia akan memberinya. Sungguh orang yang bersandar kepada-Nya maka Dia akan gembira, lalu Dia akan memberikan pertolongan-Nya. Sungguh siapa yang memohon ampunan kepada-Nya, maka Allah akan membuka pintu rumah-Nya lalu memaafkanya dan menghapus segala dosa dam kesalahannya. Sungguh siapa yang mengharapkan rahmat-Nya, maka Dia akan senang hati memberikan rahmat-Nya. Dan apabila Dia telah menurunkan rahmat-Nya kepada seseorang maka Allah tidak peduli dengan dosa dan kemaksiatannya sebanyak dan sebesar apapun. Allah akan memasukkannya ke dalam surga, lalu ia akan mendapatkan semua kenikmatan-kenikmatan yang ada di dalamnya.
Agar semangat dalam mendekat kepada Allah, mari kita merenungkan hikmah di bawah ini,
[Apa yang kau inginkan?. Tuhan selalu menginginkanmu. Tidakkah kau menginginkan-Nya]
Manusia adalah hamba Allah yang memiliki sifat-sifat yang lemah. Allah menciptakan mereka dalam kondisi serba kekurangan, agar mereka mau bersandar kepada Allah Swt. Ketika ia sedang mengalami kekurangan harta, maka ia akan berseru kepada Tuhan, ‘Ya Ghaniy, Ya Mughniy, Ya Razzaq (Wahai Zat yang Maha Kaya, Wahai Zat yang Maha Mengkayakan, Wahai Sang Pemberi rezeki)’. Ketika ia sedang mengalami penindasan dan dihinakan, maka ia akan berseru, ‘Ya Qawiy,Ya Dzal Qawwatil matin, Ya Mu’iz, Ya ‘Aziz’ (Wahai Zat yang Maha Kuat, Wahai Zat yang Maha Memiliki kekuatan, Wahai Yang Maha Memuliakan, Wahai Zat yang Maha Perkasa)’.
Ketika ia sedang mengalami kesulitan untuk memahami suatu ilmu, maka ia akan berseru, ‘Ya ‘Alim, Ya Fattah (wahai Zat yang Maha Tahu, wahai Zat yang Maha Membuka hal-hal yang tersembunyi)’. Ketika ia sedang terhimpit dengan sutau permasalahan sehingga ia merasakan kesempitan hidup, maka ia akan berseru, ‘Ya Wasi’, Ya Basith (wahai Zat yang Maha Luas, wahai Zat yang Maha Pelapang)’. Ketika ia merasakan bahwa orang-orang tidak mau mendengar keluh-kesah dan tidak mau memperhatikan kemalangan hidupnya, maka ia akan berseru kepada Tuhannya, ‘Ya Sami’, Ya Bashir, ya Barru, Ya Nafi’ (Wahai Zat yang Maha Mendengar, wahai Zat yang Maha Melihat, wahai Zat yang Maha Baik, wahai Zat yang Maha Memberi manfaat)’.
Ketika ia tergelincir dalam perbuatan-perbuatan dosa, maka ia akan berseru, ‘Ya Tawwab, Ya ‘Afuw, Ya Ghafuur (wahai Zat yang Maha Menerima taubat, wahai yang Memberi maaf, wahai yang Maha Pengampun)’. Dan ketika ia merasa terus mengalami kesalahan-kesalahan dalam menjalani hidup dan ketika beribadah, maka ia akan berseru, ‘Ya Syakuur (wahai Zat yang Maha Memaklumi kesalahan-kesalahan). Ketika ia merasa berputus asa untuk mendapatkan rahmat karena maksiatnya telah memenuhi langit dan bumi, maka ia akan berseru, ‘Ya Rahmaan, Ya Rahiim, (wahai Zat yang Maha Pengasih dan Penyayang)’.
Sesungguhnya Allah menyukai manusia yang mau menjadikan-Nya sebagai sandaran dan tempat untuk kembali. Barangsiapa yang mau menjadikan Allah sebagai sandarannya, maka Dia akan benar-benar menjadi Penolongnya. Dia akan menjadi teman terbaiknya ketika ia sedang dilanda musibah dan bencana. Dia akan menjadi Penghiburnya ketika ia dililit dengan berbagai persoalan. Dia akan senantiasa mengingat orang-orang yang mau mengingat-Nya.
Sesungguhnya waktu terbaik bagi seorang hamba diantara seluruh waktu hidupnya di dunia, adalah ketika ia sedang bersama dengan Tuhannya. Momen yang paling mendatangkan ampunan dan anugerah, adalah ketika hamba sedang berdoa kepada Tuhannya. Dan kesempatan yang terbaik yang dimiliki hamba, adalah ketika ia sedang menangisi kesalahan dan dosa-dosanya di hadapan Allah Swt.
Barangsiapa yang mau mendekat kepada Allah dengan berjalan, maka Allah akan mendatanginya dengan berlari. Barangsiapa yang menuju kepada Allah dengan jarak satu jengkal, maka Alah akan menuju padanya dalam jarak satu hasta. Sungguh Allah akan membalas cinta dari hamba-hamba yang mencintai-Nya dengan cinta yang berlipat-lipat. Dan semoga kita termasuk hamba-hamba yang dicintai-Nya, Amiin.
Allah berfirman,
فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ
Maka ketahuilah, bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah Sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik Penolong. (QS. An-Anfal [8]: 40)
Allah berfirman,
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa. (QS. Ali Imran [3]: 133)
Allah berfirman,
قُلْ أَغَيْرَ اللَّهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ
Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. (QS. Al-An’am [6]: 164)
Allah berfirman,
إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah [2]: 37)
Wallahu A’lam.