Belajar Lebih Menghargai Orang Lain Di Bulan Ramadhan

Belajar Lebih Menghargai Orang Lain Di Bulan Ramadhan. Ramadhan adalah bulan suci yang seharusnya di dalamnya berisi kedamaian. Hal itu karena manusia ingin mendapatkan kemuliaannya, sehingga mereka akan mencegah diri dari marah-marah, memaki, menjelek-jelekkan, dst. Kata-kata kotor akan berkurang, bahkan hilang di bulan Ramadhan. Tidak ada yang protes atas tindakan yang dilakukan oleh orang lain. Masing-masing menghargai satu sama lain. Masing-masing menyadari bahwa semua yang terjadi atas kehndak Allah. Allah tidak membuat manusia seragam, tetapi Ia menjadikan mereka beragam. Masing-masing kepala memiliki pemikirannya masing-masing. Dan karena pemikirannya berbeda maka perbuatan yang dilakukannya juga akan berbeda.

Sungguh jika masing-masing telah menyadari adanya perbedaan, maka mereka tidak akan suka menyalahkan, tetapi mereka akan saling menghormati. Mereka juga tidak akan saling mengkritisi, tetapi akan saling menasehati. Mereka juga tidak akan saling bermusuhan, tetapi akan saling mengasihi. Mereka tidak saling mengkafirkan, tetapi akan saling memberi. Mereka tidak akan saling menghancurkan, tetapi akan saling menolong. Mereka tidak akan saling mencurigai, tetapi akan saling memberi. Mereka akan berlomba-lomba untuk mendapatkan ketakwaan, bukan saling bersaing karena ingin mengalahkan.

Akan tetapi tidak semua hati hidup. Ada banyak hati yang mati, sehingga mereka tidak bisa mengingat Allah Swt. Oleh karena itu mereka lupa bahwa Allah yang membuat manusia beraneka suku, ras, agama, dan budaya. Mereka tidak bisa melihat keindahan dalam keberagaman. Mereka tidak sadar bahwa lukisan itu indah karena adanya perbaduan warna yang menyatu di dalamnya. Mereka lupa bahwa makanan itu menjadi enak karena percampuran bumbu-bumbu yang ada di dalamnya. Mereka lupa bahwa indahnya lagu itu karena ada nada-nada yang berbeda yang kemudian bersatu. Mereka tidak sadar bahwa taman yang indah itu karena tanam-tanamannya berbeda-berbeda. Bayangkanlah jika taman itu tanamannya hanya ada satu jenis, tentu tidak akan tampak indah.

Allah adalah Tuhan yang Maha Indah. Dia Tuhan yang Maha mengetahui apa itu keindahan. Oleh karena itu, jangan ajari Dia apa itu keindahan. Tuhan tahu apa hikmah di balik perbedaan dan keberagaman, maka jangan kau memiliki pemikiran untuk menseragamkan sesuatu. Tuhan tahu, bahwa ada yang tidak mau menerima ketetapan-Nya, maka Ia telah menyiapkan siksaan bagi orang yang durhaka kepada-Nya. Tuhan juga Tahu, akan ada hamba-hamba-Nya yang terkasih yang akan menerima takdir-Nya, sehingga mereka bisa menghargai makhluk lain, sebab pemikiran dan tindakan semua makhluk itu pada hakekatnya Allah yang menggerakkan, sehingga mereka menerima semuanya dengan lapang dada.

Agar tidak suka menyalahkan orang lain, mari kita membaca hikmah berikut ini,

 

[Saya adalah murid yang masih percaya, bahwa masih ada ulama-ulama yang baik di akhir zaman ini. Dan ketika aku lebih cenderung pada pendapat ulama tertentu dalam suatu hal, maka aku tidak menyalahkan pendapat ulama yang lain]

 

Manusia tidak ada yang sama. Meskipun sama-sama berbeda, Allah menghendaki keberagaman dalam diri mereka. Mereka berbeda bahasanya. Mereka berbeda warna kulitnya. Mereka berbeda makanannya. Mereka berbeda budaya dan cara hidupnya. Mereka berbeda aktifitas dan kesenangannya. Mereka berbeda tingkat kecerdasannya. Mereka berbeda dalam daya serapnya. Mereka berbeda dalam ketajaman akalnya. Mereka berbeda dalam kedalaman pemahannya. Mereka berbeda dalam ilmunya. Mereka berbeda dalam ketakwaannya. Mereka berbeda dalam kebersihan hatinya. Dst.

Keberagaman manusia adalah bagian dari dahsyatnya kekuasaan Allah Swt. Meskipun wajah mereka sama-sama memiliki dua mata dan satu hidung, tetapi antara satu dan lainnya bisa berbeda-beda. Meskipun sama-sama memiliki dua kaki, tetapi masing-masing memiliki cara jalan yang berbeda. Meskipun sama-sama memilki akal, tetapi setiap kepala memiliki cara berfikir yang tidak sama. Maha suci Allah Sang Maha Pencipta, yang tiada seorang pun yang mampu menandingi keindahan ciptaan-Nya.

Karena keberagaman adalah keniscayaaan, maka kita harus menerimanya dengan hati yang lapang. Apabila hati kita benar-benar lapang menerimanya, maka kita tidak mungkin mentertawakan orang lain karena memiliki bentuk badan dan gaya yang berbeda. Kita juga tidak mungkin menghina orang lain karena aib dan kekurangannya. Kita juga tidak akan marah-marah hanya karena ia tidak menuruti kehendak kita. Sebab, setiap orang memiliki keinginannya masing-masing. Kita juga tidak akan memaksakan suatu ilmu kepada orang lain, karena setiap orang memiliki kapasitas dan pemahaman yang berbeda dalam menyerap suatu ilmu. Dst.

Sesungguhnya sesuatu yang diciptakan Allah adalah baik. Apa yang diputuskan Allah adalah benar. Dan apa yang ditetapkan Allah pasti mengandung manfaat dan hikmah. Sesungguhnya perbedaan akal dan keluasan hati akan memunculkan kesimpulan ilmu yang berbeda. Sehingga para ulama juga memiliki pendapat yang berbeda-beda ketika membahas suatu masalah fikih. Namun, perbedaan itu ternyata baik dan mengandung suatu hikmah, yaitu setiap orang bebas memilih mana pendapat ulama yang dirasa pas dihati mereka dan lebih ringan untuk dikerjakan, sehingga agama menjadi mudah. Jika agama terasa mudah, maka orang akan tertarik untuk mengerjakannya, sehingga mereka akan menikmati menyembah kepada Allah, sebab agama tidaklah seperti beban yang memberatkan hidup mereka.

Oleh karena itu, apabila sekarang kita menyaksikan suatu kelompok tertentu yang tidak menerima keberagamaan, maka sesungguhnya ia telah menentang ketetapan Allah Swt. Lalu apa yang akan didapakan oleh orang yang menentang Allah selain azab?. Kelompok itu ingin memaksakan pendapat mereka kepada orang lain. Jika ia tidak mau mengikuti pendapat mereka, ia akan dianggap sebagai orang kafir yang keluar dari agama Islam. Ia akan dikatakan sebagai ahli neraka karena dianggap tidak mengikuti sunnah Rasulullah Saw.

Apakah mereka lupa, bahwa Rasulullah Saw. sangat mengajarkan untuk menghargai dan menghormati pendapat orang lain?. Beliau Saw. juga telah mengajarkan untuk menerima keberagaman, sehingga beliau tidak bertindak semena-mena kepada orang lain meski berbeda agama sekalipun. Beliau juga tidak pernah mengkafir-kafirkan orang lain, apalagi di depan mukanya. Karena beliau Saw. adalah rahmat yang senantiasa menyebarkan kasih sayang kepada alam semesta. Dan tentu beliau Saw. akan sangat senang kepada mereka yang mau mencontoh akhlaknya.

 

Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. (QS. Al-Hujarat [49]: 13)

 

Allah berfirman,

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ

Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya’ [21]: 107)

 

Allah berfirman,

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat. (QS. Al-Ahzab [33]: 21)

 

Wallahu A’lam

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: