Bagaimana Jika Allah Meletakan Nafsu Di Dalam Diri Malaikat, Kemudian Diturunkan Ke Bumi

Bagaimana Jika Allah Meletakan Nafsu Di Dalam Diri Malaikat, Kemudian Diturunkan Ke Bumi. Tidak ada seorang makhlukpun yang terbebas dari kesalahan. Hal ini karena Allah telah menciptakan tabiat salah dalam diri mereka. Bahkan malaikat pun juga bisa melakukan kesalahan. Maha Suci Allah yang Maha Benar. Dialah satu-satunya Dzat yang benar dan tidak mungkin salah.

Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya beliau mendengar Rasulullah bersabda bahwa ketika Adam as. Diturunkan ke bumi, berkatalah para malaikat, sebagaimana yang tertulis dalam Al Qur’an surat Al Baqarah Ayat 30, lengkap ayatnya adalah :

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌۭ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۭ ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.Al-Baqarah:30)

Para Malaikat berkata,”Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami lebih berbakti kepada-Mu dari anak Adam. Allah berfirman kepada mereka, “Tunjukilah dua malaikat yang akan kami turunkan ke muka bumi, lalu Kami akan melihat apa yang dikerjakan oleh keduanya.” Mereka menjawab,”Kami menunjuk Harut dan Marut.”

Oleh karena itu, kedua malaikat itu pun diturunkan ke bumi (dengan ditambahkan nafsu kepada diri mereka atas izin Allah) dan ditampakkan kepadanya laksana wanita yang cantik mempesona. Wanita cantik itu mendatangi kedua malaikat, kemudian dirayu oleh mereka, tetapi ia menolak ajakan keduanya seraya berkata,”Aku tidak akan memenuhi ajakan kalian sampai kalian syirik.” Kedua malaikat itu pun menolak dan berkata,”Kami tidak akan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun selama-lamanya.”

Wanita itu pergi, lalu kembali dengan mengendong seorang bayi, saat kedua malaikat merayunya kembali sang wanita berkata,”Demi Allah, aku tidak akan mau, hingga kalian membunuh anak ini.” Keduanya berkata,”Kami tidak akan pernah mau membunuhnya.”

Wanita itu pun pergi, lalu datang kembali dengan membawa segelas khamar. Saat kedua malaikat merayunya ia berkata,”Aku tidak akan memenuhi ajakan kalian sampai kalian meminum khamar ini.” Kedua malaikat itu meminum khamar tersebut hingga mabuk, lalu menggauli wanita itu kemudian membunuh sang bayi.

Ketika keduanya tersadar, wanita tadi berkata,”Sungguh saat mabuk kalian telah melakukan perkara-perkara yang tadi kalian enggan melakukannya.” Keduanya disuruh untuk memilih antara siksa dunia dan azab di akhirat, mereka memilih siksaan di dunia. (HR. Imam Ahmad)

Diriwayatkan dari Mu’adz-berkata bahwa ketika kedua malaikat itu tersadar, datanglah Jibril as. diutus Allah Ta’ala, keduanya menangis dan Jibril pun ikut menangis.

Jibril as. berkata,”Gerangan musibah apa yang telah membinasakan dan menyengsarakan kalian?”

Keduanya kembali menangis,lalu Jibril as. berkata,”Sesungguhnya Allah memberi kepada kalian antara azab di dunia-dan nasib kalian akan tergantung dengan Kehendak Allah di akhirat, kalau Allah berkehendak ia akan mengazab kalian atau mengasihi kalian- dan antara Azab di akhirat.”

Kedua malaikat itu sadar bahwa azab di dunia akan berakhir, sedangkan azab di akhirat akan abadi selamanya. Mereka pun yakin bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Pengasih dan Penyayang kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu mereka memilih siksaan di dunia dan menggantungkan nasib mereka di akhirat kepada kehendak Allah semata.”

Mu’adz berkata,”Keduanya berada di Babilonia di negeri Persia terikat di anatar dua buah gunung di goa yang terletak di perut bumi dan terus mendapatkan siksaan sejak permulaan siang hingga petang hari. Ketika para malaikat lainnya menyaksikan hal tersebut, mereka pun segera menundukkan sayap-sayap mereka di atas Baitullah seraya mereka berdoa,

“ya Allah ya tuhan kami, ampunilah dosa anak adam. Mereka menyembah dan taat kepada-mu walaupun mereka memiliki nafsu syahwat dan kelezatan.”

Imam Al-Kalby berkata,” Sejak saat itupara malaikat memohon ampunan untuk anak Adam, seperti yang difirmankan Allah Ta’ala,”Dan para malaikat bertasbih memuji keagungan Tuhan mereka dan memohonkan ampunan bagi penduduk bumi,” (QS.As-Syura:5)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. bahwa Allah berfirman kepada para malaikat, “Pilihlah tiga malaikat terbaik di antara kalian.” Mereka memilih Azra, Izrail dan Azuya. Jika turun ke bumi mereka dalam rupa dan tabiat anak adam. Ketika Azra menyaksikan hal tersebut dan mengetahui fitnah yang akan terjadi serta menyadari bahwa dia tidak akan sanggup menghadapinya, ia pun segera memohon ampun kepada Allah dan memohon dibebaskan dari ujian itu maka Allah membebaskannnya. Sejak saat itu, Azra tidak pernah menengadahkan kepalanya karena malu kepada Allah Ta’ala. (Diriwayatkan oleh Al Hafidz Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya)

Rabi’ bin Anas berkata,”Ketika Harut dan Marut tersadar dari mabuknya, keduanya menyadari dan menyesali kesalahan yang telah mereka lakukan, keduanya pun ingin naik ke Langit, tetapi tidak memiliki kemampuan dan tidak diperkenankan oleh Allah Ta’ala. Keduanya menangis dan menyesali perbuatan yang mereka lakukan serta mendatangi Nabi Idris as. serasa berkata,”Mohonkanlah ampun kepada Allah untuk akmi karena kami telah mendengar cerita yang baik tentang kamu di langit.”

Nabi Idris as. pun memohonkan ampun untuk Harut dan Marut akan dikabulkannya doanya oleh Allah Ta’ala. Keduanya diperintahkan untuk memilih antara siksaan di dunia dan azab di akhirat.”

Diriwayatkan bahwa ketika para malaikat berkata kepada Allah Ta’ala,” Apakah Engkau akan menciptakan di muka bumi orang yang akan membuat kerusakan di atasnya dan menumpahkan darah?” (QS.Al-Baqarah: 30). Mereka thawaf mengelilingi Arasy selama empat ribu tahun lamanya memohonkan ampun kepada Allah Ta’ala atas sanggahan mereka.

Sumber : Kitab At Tawwabun Karya Imam Ibnu Qudamah Al-Maqdisly

Wallahu A’lam

 

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Ayo mulai