Ridho Kepada Allah Dan Rasulullah Akan Membuahkan Manisnya Iman

Ridho Kepada Allah Dan Rasulullah Akan Membuahkan Manisnya Iman. Sesungguhnya tidak ada kebahagiaan dan rasa tenang kecuali mengikuti petunjuk Allah dan Rasulullah SWT. Karena Allah adalah Dzat yang menciptaka manusia dan Dia tahu apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya. Ia perintahkan manusia untuk melakukan ini dan itu, Ia larang manusia untuk melakukan ini dan itu, tidak lain tujuannya untuk kebaikan dan kemaslahatan kehidupan mereka. Jika Allah dan Rasulullah menyerukan umat manusia untuk beriman lalu mereke beriman pastilah mereka akan merasakan ketentraman. Akan tetapi jika mereka tidak meninggalkan seruan itu maka hidupnya pasti akan kacau baik di dunia maupun di akherat.

Hati selalu mendorong pemilikinya untuk mengikuti keinginan atau takdir Allah SWT, akan tetapi nafsu selalu menghalangi hati agar ia menolak takdir Allah SWT. Nafsulah yang menyebabkan kekacauan dan ketidaktentrama hidup. Oleh karena itu apabila seseorang mampu mengendalikan atau menguasai nafsunya lalu menuruti hatinya maka hidupnya akan bahagia. Ketika keinginan hawa nafsunya telah mati maka akan berganti dengan keinginan hati, dan keinginan hati pasti akan mengikuti keinginan Tuhan. Orang yang pasrah kepada kehendak Allah akan merasakan hikmah dan pelajaran dari setia takdir yang menimpanya. Musibah dan bencana tidak membuatnya tergoncang lalu lari meninggalkan agama, justru sebaliknya musibah dan bencana akan lebih mendekatkan dirinya kepada Allah SWT.

Para ulama mengatakan bahwa jika kalian ingin mendapatkan ridla Allah maka kalian harus ridla dengan segala ketetapan Allah SWT. Yakinlah bahwa semua takdir Allah itu baik, karena ia bersalah dari Dzat yang Maha baik. Jika saat ini Allah sedang memiskinkan kita, menghinakan kita, mengkerdilkan kita, memberi sakit pada badan kita, mengambil orang yang kita cintai, dll, maka yakinilah bahwa ganti yang akan Allah berikan kepada kita atas hilangnya sesuatu itu lebih besar dan lebih indah dari apa yang kita bayangkan.

Di dalam hadits dikatakan bahwa jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan mengujinya, jika ia mau bersabar maka Allah akan memilihnya, dan jika ia ridla (menikmati takdir) maka Allah akan mengustimewakannya (menjadikannya sebagai kekasih). Oleh karena itu ujian adalah tanda kebaikan seseorang, maka bersabar dan ridlolah kepada ketetapan Allah SWT. Rasa sakit dan sedih yang sebelumnya terus menyelimuti kita akan berganti dengan rasa tenang, bahagia, dan tentram, karena kita telah ridha kepada Allah SWT. Sehingga musibah yang menyakitkan akan terasa seperti nikmat yang mengenakkan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasulullah SWT.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa kami (para nabi) adalah orang-orang yang paling banyak cobaan dan ujiannya, lalu setelahnya, dan setelahnya. Hal ini membuktikan bahwa justru orang-orang yang paling dekat dengan Allah lah yang akan menerima banyak ujian. Maka bersyukurlah jika kita banyak menerima ujian, barangkali Allah ingin mnejadikan kita sebagai kekasihnya, Amiin.

عَنْ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ ذَاقَ طَعْمَ الْإِيمَانِ مَنْ رَضِيَ بِاللَّهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا وَبِمُحَمَّدٍ رَسُولًا (رواه مسلم)

Dari Abbas bin Abdul Muththalib ra bahwa dia mendengar Rasulullah Saw bersabda: “Akan merasakan manisnya iman; orang yang ridha Allah sebagai Rabbnya, Islam sebagai agamanya, dan Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul utusan-Nya.’ (HR. Muslim, hadits no. 49)

Hikmah Hadits :

  1. Bahwa iman yang tertanam di dalam jiwa akan memiliki dampak positif dalam diri setiap pemeluknya. Dampak positif tersebut adalah berupa rasa tenang dan tentram di dalam jiwa, rasa bahagia, tidak takut, tidak khawatir, memiliki harapan positif, rasa nikmat ketika melaksanakan ibadah, suka berlama-lama ketika berkhulwat (menyendiri) dengan Allah Swt, mudah meneteskan air mata ketika mengingat salah dan dosa, berharap ingin bertemu dengan Allah, dsb.
  2. Namun hal tersebut tidak begitu saja tumbuh bersemi dalam sanubari, melainkan harus dijaga, dirawat dan disemikan di dalam hati, sebagaimana digambarkan dalam hadits di atas, yaitu dengan cara #1. Ridha dengan sepenuh hati, bahwa Allah Swt sebagai Rabnya. Termasuk di dalamnya ridha terhadap segala takdir dan segala ketentuan-Nya. #2. Ridha dengan sepenuh hati bahwa Islam sebagai agamanya, termasuk di dalamnya mau melaksanakan segala hukum, aturan dan ajaran-ajaran Islam. #3. Ridha dengan sepenuh hati, bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai Rasul utusan Allah Swt, termasuk di dalamnya menjalankan segala sunnah dan anjuran2nya.
  3. Untuk meneguhkan ketiga hal tersebut dalam jiwa, haruslah dirawat dan disemikan dengan baik, melalui mediasi pengajian dan tarbiyah yang berkesinambungan, memiliki bi’ah (baca ; lingkungan) islami yang positif, serta suasana saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya. Mudah2an Allah Swt memberikan kita semua, rasa kenikmatan Iman yang mendalam, dan menjauhkan kita dari segala hal yang dapat merusak indahnya iman… Amiiin Ya Rabbal Alamiin..Wallahu A’lam

     

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: