Takutlah dari kenikmatan-kenikmatan allah yang senantiasa mengalir kepadamu, tetapi engkau terus berbuat maksiat kepadanya. Karena itu sebenarnya adalah istidraj untuk mu {kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui}
خَفْ مِنْ وُجُوْدِ إِحْسَانِهِ إِلَيْكَ وَدَوَامِ إِسَاءَتِكَ مَعَهُ أَنْ يَكُوْنَ ذَلِكَ إِسْتِدْرَاجًا لَكَ {سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُوْنَ}
Takutlah wahai murid! akan kebaikan-kebaikan Alah yang senantiasa tercurahkan kepadamu, akan tetapi engkau terus bermaksiat kepada-Nya dengan meninggalkan perintah-perintah-Nya dan mengerjakan larangan-larangan-Nya. Sesungguhnya itu adalah istidraj (penarikan Allah menuju kebinasaan).
Munculkanlah rasa takut di dalam hatimu akan nikmat-nikmat yang tidak diiringi dengan taat. Dan tidak ada yang merasa takut akan hal ini kecuali orang-orang mukmin. Orang-orang kafir sama sekali tidak merasa takut dengan istidraj Allah kepadanya.
Allah berfirman
سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لا يَعْلَمُونَ
Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur ke arah kebinasaan dari arah yang tidak mereka ketahui. (QS. al-Qolam: 44).
Sesungguhnya Allah telah melakukan istijraj kepada mereka, sementara mereka tidak merasakannya, sampai kebinasaan menjemputnya.
Allah berfirman,
فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ
Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS. Al-An’am: 44).
Ketika mereka bersenang-senang dengan nikmat Allah, Allah membuat mereka lupa untuk bersyukur kepada-Nya. kenikmatan telah menghijabnya dari memandang kepada yang maha memberi nikmat.
Syekh Abdul majid, Syarhu Kitabil Hikam