Para ulama telah bersepakat bahwa surat al-Fatihah terdiri dari 7 ayat, kecuali Hasan al-Basri yang mengatakan 8 ayat. Tetapi ada pula yang mengatakan 6, atau 9 ayat (at-tahir wattanwiir). Dalil yang menjadi dasar bahwa surat al-Fatehah terdiri dari 7 ayat adalah firman Allah,
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu 7 ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-Quran yang agung. (QS. Al-Hijr: 87).
Telah diriwayatkan dari nabi Muhammad SAW bahwa yang dimaksud dengan 7 ayat di dalam ayat ini adalah surat al-Fatehah. (HR Bukhori).
Menurut sebagian besar penduduk Madinah, Bashrah, dan Syam bahwa bismillah bukanlah ayat dari al-Fatehah, karena menurut mereka ayat shirootolladziina an’amta ‘alahim itu satu ayat, dan ayat yang ketujuh adalah ghoiril maghdlubi ‘alaihim wa ladzdlolliin. (Imam Nafi’ al-Madani dan Ibnu Amir as-Syami membaca al-Fatehah dengan pendapat ini).
Adapun penduduk Mekkah dan Kufah berpendapat bahwa bismillahirrohmanirrohim itu satu ayat, sedangkan ayat shirootholladziina an’amta ‘alaihim adalah bagian pertama dari ayat yang ketujuh (pendapat 4 imam ahli qiro’ah, yaitu Ibnu Katsir, al-Makki, ‘Ashim, Hamzah, dan al-Kisa’i).
Dan tidak ada perbedaan pendapat diantara ulama bahwa lafadz bismillah pada ayat,
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman dan sesungguhnya (isi) nya dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. An-Naml: 30).
Adalah bagian dari al-Qur’an.
Tidak terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ulama dalam hal kebolehan membaca bismillahirrohmanirrohim ketika akan memulai membaca surat al-Fatehah di luar shalat, tetapnya lafadz bismilah di dalam mushaf al-Qur’an di dalam surat an-Naml, dan tidak termasuk bismillah di dalam surat at-Taubah. Akan tetapi perbedaan pendapat itu terletak pada apakah bismillahirrohmanirrohim itu termasuk ayat yang pertama dari surat al-Fatehah atau mejadi ayat yang pertama di setiap surat al-Qur’an.
Pendapat yang paling kuat adalah bahwa bismillahirrohmanirrohim adalah ayat yang pertama dari surat al-Fatehah. Pendapat ini adalah pendapat mayoritas ulama salaf (ad-dur al-mukhtar, kasyyaful qonaa’). al-Hafidz ibnu Abdil Bar al-Maliki mengatakan, “imam as-Syafi’i mengatakan bahwa bismillah termasuk ayat dalam surat al-Fatehah. Dan ini juga pendapat Ahmad, Ishaq, Abu ‘Abid, pendapat sebagian penduduk Kufah, penduduk Makkah, dan mayoritas penduduk Irak”. (al-inshof fima bainal ulama’ minal ikhtilaaf).
Imam an-Nawawi mengatakan, “diriwayatkan dari al-Khothobi dari Abu Huroiroh, beliau mengatakan bahwa bismillah adalah bagian dari surat al-Fatehah. Dan ini dikatakan pula oleh para sahabat seperti Ali bin Abi Tholib, Sufyan ats-Tsauri, Ibnu Abbas, dan Muhammad bin Ka’b, sebagaimana diriwayatkan oleh al-Baihaqi di dalam kitab al-khilafaat”. (al-majmu’ syarkhul muhadzdzab).
landasan yang dikemukakan oleh para ulama ketika mengatakan bahwa bismillah termasuk bagian dari ayat al-Qur’an adalah, karena para sahabat menuliskannya di dalam mushaf al-Qur’an. Jika bismillah bukan bagian dari al-Qur’an, pasti mereka tidak akan menuliskannya di dalam mushaf. Karena jika dikatakan bahwa ini bukanlah bagian dari al-Qur’an, tetapi kemudian ditulis di dalam mushaf, tentu akan menimbulkan keyakinan diantara kaum muslimin bahwa ini adalah al-Qur’an.
Dan perbuatan seperti ini bukanlah perbuatan yang dibolehkan bagi sahabat-sahabat nabi yang mulia. Imam Nawawi mengatakan bahwa ini adalah hujjah (dalil) yang paling kuat yang menguatkan pendapat ini. (al-majmu’ syarkhul muhadzzab).
Adapun dalil-dalil dari al-Hadits, diantaranya yang diriwayatkan oleh Abi Huroiroh, nabi bersabda, “alhamdulillahi robbil ‘alamiin itu 7 ayat, dan ayat yang pertama adalah bismillahirrohmanirrohiim. Dan al-Fatehah itu adalah pembuka dan menjadi ibunya al-Qur’an”. (HR al-Baihaqi, ad-Daruquthni). Diriwayatkan juga bahwa nabi bersabda, “apabila engkau membaca alhamdulillahirobbil ‘alamiin, maka bacalah bismillahirrohmanirrohim. Sesungguhnya al-Fatehah itu adalah ibunya al-Qur’an yang memiliki tujuh ayat, dan bismillah adalah salah satu dari ayatnya”. (HR ad-Daruquthni, al-Baihaqi).
Diriwayatkan dari Ali rodliyallahu ‘anh bahwa beliau ditanya tentang maksud dari lafadz as-sab’ul matsani (tujuh ayat) di dalam al-Qur’an. Sayyidina Ali menjawab, “alhamdulillah itu enam ayat, dan bismillahirrohanirrohim adalah satu ayat”. (ad-Daruqutni, al-Baihaqi). Setelah menyebutkan hadits-hadits diatas imam Suyuti mengatakan bahwa bismillah adalah ayat dari surat al-Fatehah dan permulaan ayat dari semua surat di dalam al-Qur’an, kecuali surat at-Taubah. (al-itqon fii ‘ulumil qur’an).
Apabila telah ditetapkan bahwa bismillah adalah bagian dari ayat al-Qur’an, maka umat Islam diwajibkan untuk membacanya di dalam dan di luar shalat. Dan tidak sah hukumnya shalat yang tanpa membaca bismillah, karena bismillah sama seperti ayat-ayat yang lain di dalam surat al-Fatehah yang wajib dibaca. Ini adalah pendapat yang paling kuat di dalam madzhab Syafi’i. (nihayatul muhtaj).
Syekh Ali Jum’ah, Al-Bayan