Makanan-Makanan Hati, Apa Itu?. Hati yang buruk akan menyukai hal-hal yang buruk pula. Orang yang memiliki hati yang buruk akan mencintai sesuatu yang buruk, sebab hati yang buruk selalu lapar dengan keburukan-keburukan. Apabila hati yang buruk itu diberi kebaikan-kebaikan maka ia akan memuntahkannya karena itu bukan makanannya. Lihatlah orang yang hatinya buruk, ia tidak akan puas jika hanya melakukan sedikit keburukan, ia akan terus lapar dan haus akan banyak keburukan.
Makanan-makanan hati yang buruk diantaranya: mengumpat, menggunjing, memfitnah, menghina, merendahkan, mencaci-maki, berprasangka buruk, mengadu, bangga diri, memuji diri sendiri, pamer kekayaan, pamer kesuksesan, dll. Manusia yang tidak pernah memperhatikan urusan hatinya akan haus dengan semua itu. Meskipun ia melakukan shalat, puasa, zakat, dan haji tetapi jika ia masih haus dengan hal-hal di atas, maka Islamnya masih jauh dari sempurna.
Orang yang disadarkan oleh Allah dengan penyakit-penyakit hatinya akan senantiasa mencari-cari cara bagaimana agar hatinya terbebas dari itu semua, karena hal itu sangat penting.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak melihat jasad dan badanmu, tetapi Ia hanya melihat hatimu”.
Oleh karena itu, Allah sangat menganjurkan agar setiap muslim senantiasa mendidik dan membersihkan hatinya agar ia dicintai tuhannya.
Ketika seseorang telah berusaha membersihkan hatinya dari penyakit-penyakit hati dengan berbagai cara yang telah diajarkan oleh agama, maka sedikit demi sedikit hati akan menjadi putih, sehingga ia tidak mau ketika diberi makanan-makanan yang buruk. Dalam masa pemutihan hati terkadang ia masih ingin memakan makanan-makanan yang buruk, tetapi keinginan kuatnya untuk membersihkan hati selalu menghalangi nafsunya.
Dan ketika hati telah benar-benar putih pasti ia akan haus melakukan kebaikan-kebaikan. Ia tidak puas hanya cukup dengan satu kebaikan, ia akan terus memakan makanan-makanan yang baik tanpa merasa puas. Makanan-makanan hati yang baik diantaranya: tawadhu, ikhlas, menghargai orang lain, meghormati oang lain, menyebarkan kebaikan orang lain, menutupi aib dan rahasia, berprasangka baik, mendamaikan orang yang sedang bermusuhan, dll.
Kita bisa melihat dua tipe manusia di lingkungan sekitar. Ada orang yang mempunyai hati yang buruk dan ada yang orang yang memiliki hati yang baik. Orang yang berhati baik akan sibuk memperbaiki orang lain, sedangkan orang yang berhati buruk akan sibuk menyebarkan fitnah dan keburukan orang lain. Apabila orang yang berhati baik lebih banyak jumlahnya maka kehidupan akan menjadi baik, namun sebaliknya apabila orang yang berhati buruk lebih banyak maka kehidupan akan kacau balau. Hidup ini akan dipenuhi dengan gosip, caci-maki, saling merendahkan, saling menjatuhkan, saling menyebarkan keburukan satu sama lain, dan fitnah ada dimana-mana, masya Allah.
Jadi, hal pertama yang hendaknya diperhatikan oleh seorang muslim adalah urusan hatinya. Bila hati telah putih, barulah ia memperbanyak ibadah dan amal saleh. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang dikarunia Allah dengan hati yang baik yang haus dan lapar akan kebaikan-kebaikan. Amiin yaa Rabbal Aalamiin.